PROSPECTIVE ANALYSIS Chapter 9
ANALISIS
PROSPEKTIF
A.
PROSES
PROYEKSI
Proyeksi Laporan Laba Rugi
Proyeksi laporan laba rugi dapat menggunakan tren historis. Tren
historis untuk memprediksi tingkat penjualan di masa depan. Analisis lebih terperinci
melihatkan informasi eksternal berikut:
·
Tingkat
aktivitas ekonomi makro yang diharapkan. Analisis seharusnya mengikutsertakan estimasi yang
terkait dengan pertumbuhan ekonomi pada umumnya dan pertumbuhan penjualan retail pada khususnya.
·
Peta
persaingan. Apakah jumlah pesaing bertambah atau ada pesaing yang berhenti beroperasi akan
memengaruhi proyeksi atas unit penjualan dan harga
·
Bauran
toko baru dan toko lama. Analisis
harus mempertimbangkan rencana ekspansi yang
diumumkan oleh manajeman.
Dimulai
dengan asumsi persentase pertumbuhan penjualan, asumsikan
persentase kenaikan target laba terhadap penjualan, beban administrasi, beban penyusutan
aktiva, hitung pula rasio historis beban bunga
terhadap saldo awal tahun utang, proyeksi atas beban pajak
Proyeksi
Neraca
Proyeksi Neraca meliputi
langkah-langkah berikut ini.
1. Buatlah
proyeksi aset lancar selain kas dengan
menggunakan proyeksi penjualan atau harga pokok penjualan dan rasio perputaran
yang relevan seperti dijelaskan di bawah ini.
2. Buatlah
proyeksi kenaikan aset tetap dengan estimasi pengeluaran modal yang didasarkan
pada tren historis atau informasi dalam bagian MD&A di laporan tahunan.
3. Buatlah
proyeksi kewajiban lancar selain utang dengan menggunakan proyeksi penjualan
atau harga pokok penjualan dan rasio perputaran yang relevan seperti dijelaskan
di bawah ini.
4. Hitunglah
bagian lancar utang jangka panjang (bagian yang jatuh tempo) dari catatan utang
jangka panjang.
5. Utang
jangka pendek lainnya diasumsikan tidak berubah dari tahun-tahun sebelumnya
kecuali menunjukkan tren yang jelas berbeda.
6. Saldo
awal utang jangka panjang diasumsikan sama dengan utang jangka panjang tahun
lalu dikurangi bagian yang jatuh tempo dari butir (4) di atas.
7. Asumsikan
kewajiban jangka panjang lainnya sama dengan saldo tahun lalu, kecuali
menunjukkan tren yang jelas berbeda.
8. Saham
biasa awal diasumsikan sama dengan saldo tahun lalu.
9. Laba
ditahan diasumsikan sama dengan saldo tahun lalu ditambah (dikurangi) dengan
laba (rugi) bersih dan dikurang dividen yang diperkirakan.
10. Pos
ekuitas lainnya diasumsikan sama dengan saldo tahun lalu, kecuali menunjukkan
tren yang jelas berbeda.
Jumlah
langkah (3) – (10) menghasilkan total kewajiban dan ekuitas. Karena itu, total
asset sama dengan jumlah tersebut dan angka kas yang dihasilkan dihitung dari
total asset dikurangi (1) dan (2). Pada titik ini, Kas akan terlalu tinggi atau
terlalu rendah. Selanjutnya, utang jangka panjang dan saham disesuaikan untuk
penerbitan (pembelian kembali) yang diperlukan untuk mencapai tingkat kas yang
diinginkan dan untuk mempertahankan leverage keuangan historis.
Penyesuaian tersebut mengindikasikan tingkat pendanaan yang dibutuhkan untuk
mendukung pertumbuhan perusahaan.
Untuk memulai, proyeksi piutang,
persediaan, asset tetap, utang usaha, dan beban yang masih harus dibayar
menggunakan proyeksi penjualan dan harga pokok penjualan serta tingkat
perputarannya. Misalnya, tingkat perputaran piutang didasarkan pada penjualan
tahun berjalan adalah:
Tingkat
perputaran piutang usaha = 

Berikutnya,
proyeksi piutang usaha dihitung sebagai berikut:
Proyeksi
piutang usaha = 

Proyeksi
Laporan Arus Kas
Proyeksi
laporan arus kas dihitung dari proyeksi laporan laba rugi dan proyeksi di
neraca.
Analisis
Sensitivitas
Proyeksi
laporam keuangan didasarkan pada hubungan yang diharapkan antara pos laporan
laba rugi dengan pos neraca. Analisis sering kali menyiapkan beberapa proyeksi
untuk melihat skenario terbaik (terburuk) sebagai tambahan atas skenario yang
paling mungkin (most likely) terjadi.
Analisis sensitivitas ini menunjukkan asumsi yang memiliki dampak terbesar pada
hasil keuangan sehingga membantu mengidentifikasi area yang membutuhkan
pemeriksaan lebih lanjut.
Aplikasi Analisis Prospektif dalam Model
Penilaian Laba residu

di
mana BV t merupakan
nilai buku pada akhir periode t, RI t
+ n
adalah laba residu di periode t + n,
dan k adalah biaya modal. Laba residu
(residual income) pada waktu t didefinisikan sebagai laba bersih
komprehensif dikurangi pembebanan pada nilai buku awal, yaitu RI t =
NI t – (k x BV t – 1).
Proses penilaian memerlukan estimasi
laba bersih di masa depan dan nilai buku ekuitas pemegang saham. Model penilaian memerlukan estimasi atas
enam parameter berikut:
·
Pertumbuhan penjualan,
·
Margin laba bersih (laba bersih/penjualan),
·
Perputaran modal kerja bersih (penjualan/modal
kerja bersih),
·
Perputaran aset tetap (penjualan/ aset tetap),
·
Leverage keuangan (aset operasi/aset tetap),
·
Biaya modal ekuitas.
Penilaian ekuitas sangat bergantung
pada proyeksi. Penilaian
harus menguji sensitivitas estimasi harga saham terhadap asumsi yang mendasari
proyeksi.
Tren Penggerak Nilai
Modal laba
residu menentukan harga saham sebagai nilai buku ekuitas pemegang saham
ditambah nilai sekarang dari laba residu (residua
income-RI) yang diperkirakan, di mana RI t = NI t –
(k x BV t-1). Laba residu juga dapat dinyatakan dlam bentuk rasio
sebagai,
RI =
(ROE t – k) x BV t-1
di
mana ROE = NI t/BV t-1. Bentuk ini menekankan kenyataan
bahwa harga saham berubah hanya jika ROE
k.
Dalam kondisi ekuilibrium, tekanan kompetisi akan mendorong tingkat
pengembalian (ROE) mendekati biaya (k) sehingga laba abnormal akan hilang.
Dengan demikian, estimasi harga saham adalah proyeksi pembalikan ROE pada nilai
jangka panjangnya bagi perusahaan dan industri tertentu.

ROE
dianggap sebagai penggerak nilai (value
driver) karena ROE merupakan variabel yang memengaruhi harga saham secara
langsung. Selanjutnya, komponen ROA dipecah menjadi margin laba dan perputaran
Perputaran
total aset (total asset turnover-TAT)
merupakan komponen kedua ROA. Terdapat
tingkat perputaran aset yang bervariasi antara perusahaan dengan perputaran
tertinggi dan terendah. Hal ini mencerminkan tingkat intensitas modal yang
berbeda-beda.
B.
PERAMALAN
JANGKA PENDEK
Untuk
analisis likuiditas jangka pendek, salah satu alat yang berguna adalah peramalan arus kas jangka pendek (short term cash forecasting). Peramalan
ini diminati oleh pengguna eksternal seperti kreditor guna menilai kemampuan
perusahaan untuk melunasi utang jangka pendek.
POLA ARUS KAS
Pola
arus kas penting untuk dipelajari sebelum menguji model untuk analisis dan
proyeksi arus kas. Manajemen bertanggung jawab atas keputusan investasi kas
dalam bentuk aset atau untuk membayar biaya . Konversi kas ini meningkatkan risiko karena pemulihan kas dari
aktivitas-aktivtas tersebut kurang pasti. Arus
kas masuk dan arus kas keluar saling terkait. Kegagalan salah satu aspek aktivitas
bisnis perusahaan akan berdampak pada keseluruhan sistem arus kas. Keterkaitan antara arus kas, akrual, dan laba
harus disertakan dalam analisis.
Saat perusahaan memperoleh kas
masuk, manajemen berwenang menentukan penggunaannya. Pilihan penggunaan ini
bergantung pada komitmen pembayaran, seperti dividen, akumulasi persediaan,
pengeluaran modal, atau pembayaran utang. Arus kas juga bergantung pada
kemampuan perusahaan untuk mendapatkan dana dari berbagai sumber seperti
ekuitas dan utang.
PENTINGNYA PERAMALAN PENJUALAN
Keandalan
peramalan laba bergantung pada kualitas
peramalan penjualan. Dengan sedikit pengecualian, seperti dana dari
aktivitas pendanaan atau dana untuk aktivitas investasi, sebagian besar arus
kas terkait dan bergantung pada penjualan. Peramalan penjualan meliputi
analisis atas:
·
arah dan tren penjualan,
·
pangsa pasar,
·
kondisi industri dan ekonomi,
·
kapasitas produksi dan keuangan,
·
faktor kompetisi.
Komponen-komponen
tersebut umumnya dinilai bersamaan dengan lini produk yang berpotensi dipengaruhi
oleh kekuatan pasar masing-masing.
PERAMALAN ARUS KAS DENGAN ANALISIS PRO
FORMA
Kewajaran
dan kelayakan ramalan kas jangka pendek biasanya diuji dengan laporan keuangan pro forma (peforma financial statements). Dalam
pengujian ini, asumsi yang mendasari peramalan kas digunakan untuk menyusun
laporan laba rugi pro forma selama periode yang diramal dan neraca pro forma
pada akhir periode ramalan. Laporan keuangan pro forma ini digunakan untuk
menghitung rasio keuangan dan menyimpulkan hubungan lainnya, dan dibandingkan
dengan data historis untuk menguji kelayakannya.
Laporan
pro forma harus diuji secara kritis serta diuji kelayakan ramalan dan
asumsinya. Rasio dan hubungan yang disimpulkan dalam laporan keuangan pro forma
harus dievaluasi dan dibandingkan dengan rasio historis untuk menentukan
kewajaran dan kelayakannya.
Tersedia program spreadsheet elektronik untuk membantu
analisis pro forma. Kemudahan mengubah variabel untuk uji sensivitas
meningkatkan manfaat laporan pro forma. Namun, demikian, kemudahan dan
fleksibelitas program seharusnya tidak rancu dengan perlunya mengembangkan dan
menguji estimasi serta asumsi yang mendasari hasilnya. Kewajaran estimasi dan
asumsi penting berikut manfaat analisis ini bergantung pada evaluasi kritis dan
penilaian kita, bukan pada teknologi.
Komentar
Posting Komentar