RETURN ON INVESTED CAPITAL AND PROFITABILITY ANALYSIS PENGEMBALIAN ATAS INVESTASI MODAL DAN ANALISIS PROFITABILITAS Chapter 8


A.   PENTINGNYA PENGEMBALIAN ATAS INVESTASI MODAL
Hubungan antara laba dengan investasi modal, yang disebut pengembalian atas investasi modal (return on invested capital – ROIC) atau pengembalian atas investasi (return on investment – ROI) merupaan ukuran kinerja perusahaan yang dikenal luas. Ukuran ini dapat:
-  Membandingkan keberhasilan perusahaan atas pengelolaan investasi modal.
-  Memungkinkan kita menilai pengembalian perusahaan relatif terhadap resiko investasi modal
-  Membandingkan pengembalian atas investasi modal dengan pengemballian investasi alternatif.
ROIC digunakan dalam berbagai area dalam analisis, termasuk:
1.    Mengukur Efektivitas Manajerial
2.    Tingkat Profitabilitas
3.    Perencanaan dan Pengendalian

B.   KOMPONEN PENGEMBALIAN ATAS INVESTASI MODAL
Pengembalian atas investasi modal (ROIC) dihitung sebagai berikut:
Laba
Investasi Modal


1.    Asset Operasi Bersih
Pengembalian asset operasi bersih (return on net operating assets – RNOA ) sebagai merupakan ringkasan ukuran kinerja. Aktivitas operasi meliputi seluruh aktivitas yang dibutuhkan untuk membawa produk atau jasa perusahaan ke pasar, serta melayani kebutuhan para pelanggan. Dalam laporan laba rugi, aktivitas operasi biasanya meliputi penjualan, harga pokok penjualan, dan beban penjualan umum serta administrasi.
RNOA  =
Laba operasi bersih setelah pajak (Net operating profit after tax - NOPAT)
Rata-rata aset operasi bersih (Net operating assets - NOA)

2.    Modal Ekuitas Biasa
Pengembalian ekuitas biasa (return on common equity – ROCE) dinyatakan sebagai laba bersih dikurangi deviden saham preferen dibagi rata-rata ekuitas biasa. Equitas biasa dapat juga dinyatakan sebagai total asset dikurangi utang dan saham preferen.
3.    Menghitung Investasi Modal Suatu Periode
Investasi modal untuk suatu periode umumnya dihitung menggunakan rata-rata modal yang tersedia bagi perusahaan selama periode tersebut. Metode yang paling umum digunakan adalah: (saldo awal + saldo akhir tahun investasi modal) / 2.
Metode yang lebih akurat adalah dengan merata-ratakan jumlah interim – misalnya, menambahkan jumlah investasi modal tiap akhir kuartal dan membaginya dengan empat.
4.    Penyesuaian atas Investasi Modal dan Laba
Analisis pengembalian atas investasi modal menggunakan angka laporan keuangan sebagai titik awal. Beberapa angka yang tidak dilaporkan di dalam laporan keuangan juga perlu diperhitungkan. Beberapa penyesuaian seperti yang berhubungan dengan persediaan, mempengaruhi pembilang maupun penyebut pengembalian investasi modal, sehingga mengurangi pengaruhnya.
5.    Menghitung Pengembalian Investasi Modal
a.    Pengembalian atas Aset Operasi Bersih
RNOA  =
Net operating profit after tax – NOPAT
Average net operating assets - NOA

NOA = Net Financial Obligation (NFO) + Stockholders Equity (SE)
NFO = Kewajiban non operasi – asset non operasi
b.    Pengembalian atas Equitas Pemegang Saham Biasa
Pengembalian atas ekuitas biasa dihitung sebagai berikut:
Laba bersih - Deviden saham preferen
Rata-rata ekuitas pemegang saham biasa
C.   MENGANALISA PENGEMBALIAN ATAS ASET OPERASI BERSIH
1.    Return on Net Operating Assets (RNOA) atau pengembalian atas asset operasi bersih.


                        RNOA = margin laba operasi bersih x Perputaran asset operasi bersih


2.    Dampak kewajiban operasi terlihat dalam alternatif persamaan RNOA berikut ini :

   (1+OLLEV)

Dimana OA adalah asset operasi kotor dan OLLEV (kewajiban rata-rata/Rata-rata NOA) adalah rasio leverage kewajiban operasi. Karena OLLEV memiliki nilai positif, kenaikan OLLEV akan meningkatkan RNOA.

3.    Hubungan antara Margin Laba dan Perputaran Aset
Margin laba merupakan fungsi dari penjualan (harga jual x unit terjual) dan beban operasi. Perputaran juga merupakan fungsi dari penjualan (penjualan/asset). Akibatnya, meningkatkan margin laba dengan menaikkan harga jual akan berdampak pada unit terjual. Pengurangan beban operasi yang berkaitan dengan pemasaran sebagai usaha meningkatkan profitabilitas juga biasanya berdampak pada permintaan untuk meningkatkan profitabilitas juga biasanya akan berdampak pada permintaan atas produk. Harga jual, pemasaran, RnD, produksi, dan sejumlah area usaha lain harus dikelola secara efektif untuk memaksimalkan RNOA.

4.    Pemisahan Margin Laba
Margin Laba operasi (Operating Profit Margin-OPM) didefenisikan sebagai :
                               
                               
Margin laba operasi merupakan fungsi dari harga jual per unit produk atau jasa dibandingkan dengan biaya per unit yang dikeluarkan untuk membawa produk atau jasa tersebut ke pasar dan memenuhi kebutuhan pelanggan setelah penjualan. Untuk tujuan analisis, margin laba sebelum pajak dapat dipisahkan menjadi beberapa komponen :
Beberapa hal penting dalam analisa profitabilitas :
a.    Laba Kotor (Gross Profit)
Laba Kotor diukur dari pendapatan dikurangi harga pokok penjualan, perubahan laba kotor sendiri sering kali terjadi akibat salah satu atau kombinasi dari perubahan berikut :
1)    Kenaikan (penurunan) volume penjualan
2)    Kenaikan (penurunan) harga jual unit
3)    Kenaikan (penurunan) biaya per unit
b.    Beban Penjualan (Selling expenses)
Yang perlu menjadi perhatian adalah kenaikan beban penjualan yang menghasilkan kenaikan pendapatan. Beberapa beban promosi penjualan tertentu khususnya periklanan, menghasilkan manfaat sekarang dan masa depan. Mengukur manfaat masa depan yang diberikan oleh beban ini selain memengaruhi penjualan masa depan, pengeluaran ini juga memberikan pandangan tentang kecenderungan manajemen untuk mengelolah laba yang dilaporkan.
c.    Beban Umum dan Administrasi (General and Administrative Expenses)
Sebagian besar beban umum dan administrasi bersifat tetap, kebanyakan karena beban ini meliputi pos-pos seperti gaji dan sewa.

5.    Pemisahan Perputaran Aset
Ukuran standar perputaran asset untuk menentukan pengembalian atas asset adalah :

                                 

Perubahan komponen pada tingkat perputaran setiap asset dapat berguna dalam analisis suatu perusahaan. Ukuran utilitas asset yang paling relevan adalah penjualan karena penjualan pada dasarnya adalah laba. Umumnya tingkat perputaran mencerminkan produktivitas relatif tiap asset, atau tingkat volume penjualan yang kita peroleh  dari setiap nilai yang diinvestasikan dalam satu asset tertentu.

a.      Perputaran Piutang Usaha
Tingkat perputaran piutang usaha didefenisikan sebagai berikut :

Pandangan alternatif dari perputaran piutang usaha adalah periode penagihan rata-rata yang dihitung dari :
            Periode Penagihan piutang =
Ukuran ini mencerminkan lamanya piutang usaha belum tertagih secara rata-rata.

b.      Perputaran Persediaan
Tingkat perputaran persediaan dapat dihitung sebagai berikut :
             
pandangan alternatif tingkat perputaran persediaan adalah :
Rata-rata jumlah hari dalam persediaan = Persediaan ÷ Rata-rata harga pokok     penjualan harian
Rata-rata jumlah hari dalam persediaan memberikan indikasi tentang rentang waktu persediaan tersedia untuk dijual.

c.      Perputaran Aset Operasi jangka Panjang
Perputaran asset operasi jangka panjang dihitung sebagai berikut :
               

             

d.      Perputaran Utang Usaha
Tingkat perputaran utang usaha dihitung sebagai berikut :

e.      Perputaran Modal Kerja Operasi Bersih
Modal Kerja operasi bersih sama dengan asset operasi lancar dikurangi kewajiban operasi lancar. Tingkat perputaran modal kerja operasi dihitung sebagai berikut :

Perputaran modal kerja operasi yang lebih tinggi mencerminkan investasi dalam modal kerja yang lebih kecil untuk setiap penjualan.

D.   ANALISIS PENGEMBALIAN ATAS EKUITAS BIASA
Pengembalian atas ekuitas saham biasa (return on common shareholder’s equity/ROCE) sangat penting artinya bagi pemegang saham biasa.  ROCE memegang peranan penting dalam penilaian ekuitas seperti yang digambarkan dalam rumus berikut:


Dimana V adalah nilai perusahaan, BV adalah nilai buku ekuitas pemegang saham, k adalah pengembalian yang diharapkan. Jadi, jika ROCE lebih tinggi dari k maka nilainya meningkat sebesar kelebihan dari yang ditunjukkan oleh nilai bukunya.

1.    Pemisahan Pengembalian Atas Ekuitas Biasa
Dalam praktiknya, penghitungan ROCE memakai saldo rata-rata selama periode yang dianalisis. Seperti pengembalian atas asset operasi bersih, untuk tujuan analisis ROCE dipisah menjadi beberapa komponen. Penghitungan ROCE;

ROCE = RNOA + (LEV x Spread)

Keterangan:
RNOA                                                        : pengembalian atas asset operasi bersih
LEV (leverage keuangan)                     : rata-rata NFO/rata-rata ekuitas
NFO (kewajiban keuangan bersih)     : RNOA - ekuitas
Spread                                                      : RNOA - NFR
NFR (tingkat keuangan bersih)            : NFE/ rata-rata NFO (nilainya bisa positif/negatif)
NFE (beban keuangan bersih)            : beban bunga dikurangi pengembalian investasi untuk asset non-operasi (nilainya bisa positif/negatif)
ð  Leverage keuangan akan menaikkan ROE sepanjang spread positif
Dengan kata lain, jika perusahaan mendapatkan pengembalian atas asset operasi yang lebih tinggi daripada biaya utang yang mendanai asset tersebut, kelebihan pengembaliannya akan memberikan keuntungan bagi pemegang saham.
Pembedaan ROCE menjadi komponen operasi (RNOA) dan non-operasi (LEV x spread) penting karena:
·         Banyaknya perusahaan yang memberikan barang dan jasa sebagai usaha utamanya
·         Aktivitas operasi berdampak jangka panjang dan paling nyata pada nilai perusahaan
·         Meskipun kenaikan ROE dapat diperoleh melalui penggunaan leverage keuangan secara bijaksana, pembayaran utang (pokok dan bunga) adalah kewajiban kontraktual yang harus dipenuhi.

Spread merupakan fungsi dari tingkat bunga atas utang dan pengembalian investasi yang dapat dilihat secara terpisah sebagai berikut:
NFE/NFO = (tingkat bunga x FL/NFO) – (pengembalian atas asset keuangan x FA/NFO)
Dimana FL adalah kewajiban keuangan dan FA adalah asset keuangan.  Kebanyakan perusahaan meminjam dengan tingkat bunga tetap sehingga NFE kemungkinan tetap, namun bagian pengembalian investasi kemungkinan berfluktuasi sesuai pergerakan pasar modal.

2.    Menghitung Pengembalian Atas Investasi Modal
Yang perlu diperhatikan:
a.    Jika ROCE turun, perlu diidentifikasi komponen yang menyebabkannya agar dapat menilai kinerja perusahaan di masa lalu dan masa depan dengan lebih baik.
b.    Menilai area dengan potensi perbaikan ROCE tebesar dan kemungkinan perusahaan dapat melakukan strategi itu dengan sukses.
c.    Analisis strategi perusahaan dan dan potensi perbaikan tergantung pada kondisi industry dan perekonomian.

3.    Menilai Pertumbuhan Ekuitas Biasa
Tingkat pertumbuhan ekuitas biasa dapat dinilai melalui retensi laba yang menekankan pertumbuhan ekuitas tanpa pendanaan eksternal. Dengan asumsi retensi laba dan pembayaran dividen yang konstan dari waktu ke waktu, tingkat pertumbuhan ekuitas =



Tingkat pertumbuhan ekuitas yang dapat dipertahankan (sustainable equity growth rate) mengakui bahwa pertumbuhan internal perusahaan tergantung retensi laba dan pengembalian yang diperoleh dari laba yang ditahan.

tingkat pertumbuhan ekuitas yang dapat dipertahankan = ROCE x (1-tingkat pembayaran)

            Untuk mengestimasi tingkat pertumbuhan ekuitas masa depan, sebaiknya merata-ratakan/mengakui tingkat pertumbuhan yang dapat dipertahankan selama beberapa tahun terakhir. Selain itu, perlu mengakui potensi perubahan retensi laba dan ramalan ROCE


Komentar

Postingan populer dari blog ini

ANALYZING FINANCING ACTIVITIES Chapter 3

ANALISIS AKTIVITAS INVESTASI: Investasi Antar Perusahaan Chapter 5