ANALISIS AKTIVITAS OPERASI Chapter 6
A.
PENGUKURAN LABA
1. Konsep
Laba
Laba merangkum dampak keuangan aktivitas
operasi usaha. Tujuan utama laporan laba rugi adalah menjelaskan bagaimana laba
dihitung dengan komponen penting yang disajikan dalam pos terpisah.
Terdapat dua konsep alternatif laba, Laba Ekonomi (economic income) mengukur
perubahan bersih kekayaan pemegang saham selama satu periode. Laba Tetap (permanent income) merupakan
suatu estimasi dari rata-rata laba yang diharapkan diperoleh suatu usaha
sepanjang usianya
Sebagai langkah pertama dalam menentukan
laba permanen, seorang analis akan menentukan Laba Inti (core Income), yaitu laba yang dilaporkan pada periode
berjalan setelah menghilangkan seluruh komponen yang tidak berulang (atau
komponen yang nilainya tidak relevan).
2. Mengukur
Laba Akuntansi
Pendapatan
dan Keuntungan
Pendapatan (revenue) merupakan arus kas
masuk yang diperoleh atau akan diperoleh yang berasal dari aktifitas usaha
perusahaan yang masih berlangsung (meliputi arus kas masuk seperti penjualan
tunai, dan arus kas masuk prospektif seperti penjualan kredit).
Keuntungan (Gain) merupakan arus kas
masuk yang diperoleh atau akan diperoleh yang berasal dari transaksi dan
peristiwa yang tidak berhubungan dengan aktifitas usaha perusahaan yang masih
ber langsung.
Beban
dan Kerugian.
Beban (Expense) merupakan arus kas
keluar yang terjadi, arus kas yang akan terjadi, atau alokasi arus kas keluar
masa lalu yang berasal dari aktifitas usaha perusahaan yang masih berlangsung.
Kerugiaan (Losses) merupakan penurunan aset bersih perusahaan yang berasal
dari aktifitas sampingan atau insidental suatu perusahaan.
3. Alternatif
Klasifikasi dan Pengukuran Laba
Laba dapat diklasifikasikan berdasarkan
dua dimensi utama:
(1) operasi dan non-operasi
(2) berulang dan tidak berulang.
Laporan laba rugi biasanya menyajikan tiga
pengukuran laba alternatif: (1) Laba Bersih, (2) Pendapatan komperhensif, dan (3)
Laba yang masih berlangsung.
B.
POS YANG TIDAK BERULANG
1. Pos
Luar Biasa
Sebagian besar pos luar biasa merupakan
keuntungan dan kerugian akibat bencana alam dan penyerahan aset.
Akuntansi
Pos Luar Biasa
Untuk dapat memenuhi persyaratan luar
biasa, suatu pos harus memiliki sifat:
·
Tidak
lazim (unusual nature). Suatu peristiwa/ transaksi yang tidak normal/ tidak
berhubungan/ hanya kebetulan berhubungan dengan aktivitas rutin perusahaan.
·
Jarang
terjadi (infrequent occurence) suatu peristiwa/ transaksi yang sewajarnya tidak
diharapkan terjadi dalam jangka pendek.
Analisis
Pos – pos Luar Biasa
Seorang analis akan mengeluarkan pos
luar biasa ketika menghitung laba tetap.
Pos luar biasa juga dikeluarkan dari
laba ketika melakukan perbandingan antar waktu atau antar perusahaan.
Namun, meskipun pos luar biasa bersifat
sementara, seorang analis harus memasukkan seluruh jumlah pos luar biasa ketika
menghitung laba ekonomi karena pos ini menghasilkan biaya (atau keuntungan)
bagi perusahan.
2. Operasi
yang Dihentikan
Perusahaan terkadang melepas suatu
divisi atau lini produk. Saat pelepasamn terkait segmen usaha yang dapat
diidentifikasi secara terpisah ini terjadi, diperlukan perlakuan akuntansi
khusus pada laporan laba rugi.
- Ananlisis
Operasi yang Dihentikan
Untuk tujuan analisis, seluruh dampak
ooperasi yang dihentikan harus dikeluarkan dari laba berjalan dan masa lalu.
3. Perubahan
Akuntansi
Metode akuntansi diubah karena adanya
standar akuntansi baru atau
untuk dapat mencerminkan perubahan aktivitas atau kondisi usaha secara lebih
baik.
-
Pelaporan Perubahan Akuntansi
Salah satu contoh perubahan prinsip akuntansi adalah perubahan metode penyusutan dari
garis lurus menjadi dipercepat.
Perubahan estimasi akuntansi dapat terjadi karena merupakan perkiraan yang didasarkan pada kondisi masa depan yang tidak
diketahui. Contoh estimasi
akuntansi seperti
masa manfaat asset, biaya garansi, keusangan persediaan, asumsi pension,dan
piutang tidak tertagih.
Persyaratan akuntansi dan pengungkapan
yang harus dilakukan ketika terjadi perubahan estimasi akuntansi.
·
Penerapan
prospektif (Prospective application) – perubahan diterapkan pada periode saat perubahan terjadi, dan periode-periode yang akan datang ketika suatu dampak terjadi (tidak ada
penyajian kembali secara retroaktif).
·
Pengungkapan
pada catatan (note disclosure)—mengungkapkan dampak perubahan terhadap laba
bersih dan laba sebelum pos luar biasa (termasuk laba per saham) hanya pada periode berjalan, meskipun mempengaruhi periode mendatang.
- Analisis
Perubahan Akuntansi
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan seorang
analisis ketika menganalisis perubahan akuntansi:
Pertama, perubahan akuntansi bersifat
“kosmetik” dan tidak memiliki konsekuensi arus kas, baik saat ini maupun masa depan.
Artinya, kondisi keuangan perusahaan tidak terpengaruh oleh perubahan
akuntansi.
Kedua, meski bersifat kosmetik, perubahan akuntasi
terkadang dapat mencerminkan realitasa ekonomi secara lebih baik.
Ketiga, seorang analis harus waspada
terhadap manajemen laba. Manajemen laba bukanlah masalah besar saat standar
baru diterapkan
4. Pos
Khusus
Pos khusus (special item) mengacu pada
transaksi dan peristiwa yang tidak lazim atau jarang terjadi namun tidak
memenuhi persyartan untuk diklasifikasikan sebagi pos luar biasa. Pos ini biasanya dilaporkan sebagai
baris terpisah dalam laporan laba rugi sebelum laba dari usaha yang masih
berlangsung. Contoh (1) Penurunan Nilai Aset
Jangka Panjang - jika nilai wajarnya lebih rendah dibandingkan
nilai tercatat/ nilai buku. (2)
Beban
Restrukturasi - biasanya berhubungan dengan perubahan
besar dalam usaha dan strategi perusahaan, yang umumnya diikuti reorganisasi besar-besaran.
- Analisi
Pos Khusus
Penggunaan estimasi menciptakan adanya peluang
untuk melakukan manajemen laba. Tantangan lain adalah pemahaman dasar ekonomi
suatu pos khusus, khususnya beban restrukturisasi. Arti penting pos khusus
timbul karena frekuensi dan dampaknya terhadap laba bersih periode lalu, saat
ini, dan masa depan.
C.
PENGAKUAN PENDAPATAN
1. Ketidakpastian Dalam Pengumpulan Pendapatan
Pendapatan
diakui jika telah direalisasi atau dapat direalisasi dan telah diperoleh. Perusahaan menyisihkan cadangan piutang yang
diragukan untuk
mencerminkan ketidakpastian penagihan piutang.
2. Pendapatan Ketika Ada Hak Retur
Jika pembeli mempunyai
hak menggembalikan
(retur), pendapatan diakui
pada saat penjualan hanya jika persyaratan berikut ini terpenuhi.
-
Harga
secara substansial telah ditetapkan atau ditentukan pada tanggal penjualan.
-
Pembeli
membayar atau berkewajiban untuk membayar penjual.
-
Kewajiban
pembeli terhadap penjual tidak berubah meskipun terjadi pencurian atau
kerusakan produk.
-
Pembeli
memiliki substansial ekonomi yang berbeda dari penjual.
-
Penjual
tidak memiliki kewajiban yang signifikan atas kinerja masa depan yang terkait
dengan penjualan.
-
Pengembalian
dapat diestimasikan secara wajar.
3. Pendapatan Franchise
Standar
akuntansi mewajibkan para pemilik waralaba mengakui pendapatan komisi waralaba
dari penjualan waralaba pada saat seluruh jasa atau kondisi material yang
terkait dengan penjualan sebagian besar telah dilaksanakan atau dipenuhi oleh
pemilik waralaba.
4. Perjanjian pembiayaan produk
Dibukukan
sesuai dengan transaksi pembiayaan, yaitu persediaan tetap disajikan pada laporan
penjual dan penjual tidak mengakui adanya pendapatan.
5. Pendapatan di Bawah Kontrak
Akuntansi
untuk kontrak kontruksi jangka panjang mewajibkan perusahaan menggunakan metode persantase penyelesaian secara wajar.
6. Pendapatan Diterima Dimuka
Dalam kontrak pekerjaan
jangka panjang seperti kontrak jaminan produk dan kontrak pemeliharaan peranti
lunak pendapatan sering kali di tagih dimuka. Dalam kondisi seperti ini,
pendapatan diakui secara proporsional sepanjang keseluruhan periode kontrak.
7. Dampak Pengakuan
Pendapatan
belum boleh diakui sampai, (1) arus
kas aktivitas operasi cukup untuk mendanai utang layanan utang dan persyaratan deviden, (2) investasi perusahaan pada entitas
pembeli dapat dengan mudah diubah dengan kas dan perusahaan tidak memiliki
kewajiban lagi menurut perjanjian utang ataupun perjanjian lainnya.
D.
BEBAN YANG DITANGGUHKAN
Merupakan
biaya yang telah terjadi dan ditangguhkan
karena diharapkan manfaatnya dapat dirasakan pada periode mendatang.
1. Penelitian
dan Pengembangan
(R&D)
Penelitian
bertujuan menemukan sesuatu yang baru dan pengembangan adalah penerjemahan dari
penelitian. Akuntansi beban R&D
memiliki beberapa masalah karena tingginya
ketidakpastian manfaat ahkir yang diperoleh, waktu yang biasanya
sangat lama dan
masalah evaluasi yang disebabkan
oleh sifat tidak berwujud sebagian besar aktivitas R&D.
Biaya R&D meliputi material, peralatan, dan fasilitas persiapan, material
yang digunakan, gaji, jasa lain, dan
biaya tidak langsung yang berhubungan dengan R&D.
2.
Beban Peranti Lunak Komputer
Praktik
akuntansi yang berlaku saat ini untuk pengeluaran peranti lunak komputer yang
akan dijual, disewakan, atau dipasarkan dengan cara lain disebut dengan
kelayakan teknology di mana biaya dikapitalisasi dan dikaitkan dengan
pendapatan di masa depan.
Pengeluaran
yang terjadi setelah kelayakan teknologi hingga produk tersebut siap dipasarkan
dikapitalisasi sebagai aset tidak berwujud. Biaya tambahan untuk menggandakan
peranti lunak dari master dan mengemasnya untuk distribusi merupakan persediaan
dan dibebankan terhadap
pendapatan sebagai harga pokok penjualan.
3.
Biaya Eksplorasi dan Pengembangan pada
Industri Pertambangan
Perusahaan tambang menggunakan standar akuntansi succesessful effort. Berdasar standar ini biaya eksplorasi kecuali
biaya
pengeboran sumur
eksplorasi, dikapitalisasi saat terjadi. Biaya-biaya
ini dijadikan beban jika
tidak berhasil atau direklafisasi sebagai aset yang dapat diamortisasi jika terbukti ditemukan cadangan minyak
dan gas. SEC tidak menyetujui pendekatan ini dan diganti dengan pendekatan
akuntansi pengakuan cadangan atau metode nilai sekarang.
E.
KOMPENSASI TAMBAHAN UNTUK KARYAWAN
Beberapa
kompensasi untuk karyawan:
1. Kontrak kompensasi yang ditangguhkan, merupakan
janji membayar karyawan di masa mendatang, beberapa dengan syarat tertentu.
2. Hak apresiasi saham, merupakan hak atas sejumlah saham yang
diberikan kepada karyawan, dilakukan
metode penyesuaian terhadap beban kompensasi.
Opsi Saham Karyawan (ESO)
Merupakan
bentuk kompensasi insentif yang paling populer karena akan meningkatkan kinerja dengan memberikan
karyawan kepemilikan pada perusahaan, karyawan menganggap ESO sebagai
sarana untuk kaya, ESO
tidak memiliki dampak arus kas langsung, memberikan tunjangan karyawan tidak
perlu mencatat biaya.
Opsi saham
karyawan merupakan kesempatan kontraktual yang diberikan oleh perusahaan kepada
karyawan di mana karyawan dapat membeli saham perusahaan dalam jumlah tertentu
dengan harga pada tanggal dimasa yang akan datang.
Opsi saham
karyawan terdiri atas dua kategori besar:
1. Opsi saham insentif, atau menguntungkan
dari segi pajak, tidak dikenakan pajak sampai saham dijual oleh karyawan. Opsi
ini harus diberikan pada nilai pasar wajar dan saham harus dimiliki selama dua
tahun sejak tanggal pembelian
dan satu tahun setelah tanggal eksekusi.
2. Opsi saham kualifikasi tidak memiliki
manfaat pajak. Opsi ini terkadang diberikan dengan mendapat diskonto dari nilai
pasar yang wajar dan karyawan dikenakan pajak pada saat eksekusi dan nilai wajar saham. Dalam hal ini,
perusahaan mendapat manfaat dari pengurangan pajak yang nilainya sebesar jumlah
penghasilan yang diakui oleh karyawan.
Terdapat dua
masalah akuntansi utama yang berhubungan dengan opsi saham.
1. Dilusi perlembar saham, metode saham
diperoleh kembali menentukan sampai sejauh mana dilusi berdasarkan harga eksekusi dan
harga saham berlaku.
2. Beban kompensasi, mewajibkan perusahaan mengakui biaya amortisasi
pemberian opsi saham dalam laba sebagai beban kompensasi berbasis saham.
Dampak manfaat
ESO akan dicatat
dalam laba melalui pendapatan yang lebih tinggi atau biaya lebih rendah yang
timbul dari pekerja yang termotivasi. Seorang analis kredit harus mengeluarkan beban kompensasi berbasis saham dari laba
ketika menilai profitabilitas.
F.
BUNGA DAN PAJAK
1.
Biaya Bunga
Merupakan
kompensasi atas penggunaan uang. Bunga merupakan kas yang dibayar atau ditagih atas
sejumlah uang yang
dipinjam atau dipinjamkan.
a.
Perhitungan Bunga
Beban bunga
perusahaan merupakan tingkat nominal yang dibayarkan atas pendanaan melalui utang, termasuk pada
kasus obligasi, amortisasi diskon, atau premium. Kesulitan akan timbul saat
perusahaan mengeluarkan utang konversi atau utang dengan jaminan.
b.
Kapitalisasi Bunga
Kapitalisasi
bunga diwajibkan sebagai bagian dari biaya aset yang sedang dibangun atau
diproduksi untuk digunakan sendiri oleh perusahaan. Tujuan kapitalisasi bunga adalah mengukur biaya
akuisisi aset secara lebih akurat dan mengamortisasi biaya akuisisi terhadap
pendapatan yang diperoleh dari aktivitas tersebut.
c.
Menganalisis Bunga
Mengabaikan
nilai hak konversi dan menggunakan tingkat bunga obligasi sebagai ukuran bunga
akan mengabaikan biaya bunga sesungguhnya. Untuk menilai dampak kapitalisasi
bunga terhadap laba bersih, analisis kita harus mengetahui jumlah kapitalisasi
bunga saat ini yang diebankan pada laba melalui penyusutan dan amortisasi. Kita
juga memerlukan jumlah ini untuk menghitung fixed charge coverage ratio secara lebih akurat.
2.
Pajak Penghasilan
a.
Akuntansi Pajak Penghasilan
Laba yang
dilaporkan dalam laporan keuangan sangat jauh berbeda dari laba kena pajak,
yang merupakan laba yang digunakan untuk menghitung kewajiban pajak menurut
peraturan pajak.
Perbedaan
temporer, merupakan perbedaan yang bersifat sementara dan diharapkan akan
dibalik di masa depan. Perbedaan ini merupakan perbedaan waktu antara akuntansi
pajak dan GAAP. Perbedaan tetap, merupakan perbedaan yang bersifat tetap.
Perbedaan ini terjadi karena peraturan pajak GAAP memiliki perbedaan yang
fundamental dalam memperlakukan pos-pos tertentu.
b.
Pajak yang ditangguhkan
Perbedaan
temporer dapat menyebabkan laba karena pajak sangat jauh berbeda dari laba sebelum pajak yang
dihitung berdasarkan GAAP. Oleh sebab itu, pembebanan kewajiban pajak aktual
tahun tersebut (dihitung menggunakan laba kena pajak) terhadap laba GAAP sebelum pajak
melanggar prinsip dasar pengaitan akuntansi dan menghasilkan laba setelah pajak
yang tidak stabil, bahkan tidak berarti. Untuk menghindari masalah ini, akuntan
menggunakan alokasi antar periode
yang dikenal sebagai penyesuaian pajak yang di tangguhkan. Dasar penyesuaian pajak yang ditangguhkan adalah untuk dapat mengaitkan beban
pajak dengan laba sebelum pajak yang dilaporkan menurut GAAP secara lebih baik.
Dalam prosesnya, akuntansi pajak yang di tangguhkan menciptakan pos neraca yang penting
yang disebut aset pajak yang di tangguhkan atau kewajiban pajak yang
di tangguhkan.
c.
Sifat Kewajiban/Aset Pajak Yang
Ditangguhkan
Umumnya,
kewajiban atau aset pajak yang ditangguhkan menunjukkan:
·
Kewajiban
pajak yang ditangguhkan: laba GAAP lebih tinggi daripada laba kena pajak di
masa lalu; pembayaran pajak di masa lalu relatif lebih rendah sehingga
pembayaran pajak di masa depan diperkirakan akan relatif lebih tinggi;
·
Aset
pajak yang ditangguhkan: laba GAAP lebih rendah daripada laba kena pajak di
masa lalu; pembayan pajak di masa lalu relatif
lebih tinggi sehingga pembayaran pajak di masa depan diperkirakan akan
relatif lebih rendah.
d.
Akuntansi pajak yang ditangguhkan
Meskipun
tujuan akuntansi pajak yang ditangguhkan adalah mengaitkan beban pajak dengan
laba GAAP sebelum pajak, akuntansi aset pajak yang ditangguhkan mengambil
pendekatan aset kewajiban. Pendekatan ini akan menaruh perhatian pada
perhitungan pos neraca, aset, dan kewajiban pajak yang ditangguhkan.
e.
Analisis Pajak Penghasilan
Aset pajak
yang ditangguhkan bukanlah aset (atau kewajiban) “sebenanrnya” dalam artian
mereka tidak memberikan manfaat masa depan atau menimbulkan kewajiban masa
depan apa pun kepada perusahaan. Oleh sebab itu, analisis mengeluarkan pos ini
dari neraca ketika melakukan analisis rasio. Aset (kewajiban) pajak yang
ditangguhkan mencerminkan potensi arus kas masa depan yang timbul dari
pembalikan perbedaan temporer. Namun, pembalikan ini dapat terjadi beberapa
tahun kemudian, di mana nilai sekarang dampak arus kas akan jauh lebih kecil
dari pada yang tercatat pada neraca. Oleh karena itu, beberapa analis
merekomendasikan aset atau kewajiban ini dihitung nilai sekarangnya.
f.
Pengungkapan pajak penghasilan
Berguna
dalam peramalan arus kas masa depan. Kita perlu mempertimbangkan perbedaan
tetap dan perbedaan temporer
dalam peramalan arus kas. Analisis harus mengevaluasi alasan mengapa tarif
pajak efektif berbeda dari tarif pajak wajib dengan melihat komponen yang
menyebabkan perbedaan tersebut. Khususnya mengidentifikasi komponen tidak
berulang yang mempengaruhi
tarif pajak untuk sementara waktu.
g.
Manajemen Laba dan Kualitas Laba
Penyisihan penilaian adalah sarana yang
populer bagi manajemen laba. Banyak analis membandingkan laba GAAP dan laba
kena pajak untuk mengevaluasi kualitas laba. Adanya kewajiban (aset) pajak yang
ditangguhkan dalam jumlah besar menunjukkan laba GAAP di masa lalu lebih tinggi
(lebih rendah) daripada laba kena pajak. Karenanya perusahaan dengan kewajiban
(aset) pajak yang ditangguhkan yang tinggi memiliki kemungkinan akan menerapkan
praktik akuntansi yang agresif .
thanks, excellent, sangat membantu, salam sehat bersama kluarga
BalasHapus